Walimatussafar

 Catatan Hajiku #4

 


Waktu keberangkatan calon haji pun semakin dekat.  Dalam beberapa tradisi sebelum keberangkatan calon haji, adalah dilaksanakannya acara walimah safar atau walimatus safar.

Berdasarkan arti, walimah berarti “perjamuan” dan safar artinya “perjalanan”. Maka walimatussafar merupakan perjamuan untuk keberangkatan calon jamaah haji dan umrah pergi ke tanah suci.

Dr Yusuf Zainal Abidin [1] mengatakan, pada dasarnya walimatussafar dengan diadakannya perjamuan atau lebih tepatnya tasyakuran haji dan umrah adalah tradisi yang baik.

Dari segi manfaat walimatussafar ini baik, karena etika bersilaturahmi, di dalamnya ada unsur mengedukasi memberikan pengetahuan dan informasi-informasi tentang haji. Acara ini akan menjadi tradisi yang baik, karena di dalamnya terkait dengan unsur silaturahim, pemberian jamuan dan saling mendoakan, sehingga saling menumbuhkan rasa cinta sesama umat Muslim.

Penulis bersama keluarga mengadakan walimatus safar pada tanggal 2 Juli 2019, acara diadakan selepas Isya hingga pukul sepuluh malam. Sanak saudara, teman dan kerabat, serta para asatidz pun datang untuk turut mendoakan calon haji.

Acara dimulai dengan pembacaan Yasin, Ratib Haddad[2], dan Riwayat Nabi SAW Al Barzanji[3]. Sebelum doa penutup, dua orang ustadz, yaitu Kyai Haji Hasan Murdli Alwi dan Ustadz Doktorandus Haji Soparman memberikan tausiah sebagai bekal bagi calon haji dan hadirin.

Ketika pembacaan rawi Barzanji pada mahallul qiyam[4], calon haji berkeliling menyalami dan memohon maaf kepada keluarga, dan hadirin. Ini sebagai simbol mohon keikhlasan calon haji kepada sanak keluarga dan kerabat yang akan ditinggalkan selama menunaikan ibadah haji. Isak tangis pun pecah dan rasa haru membiru di antara keluarga diiringi bacaan sholawat nan syahdu.

Sungguh di luar dugaan, hadirin yang datang dalam acara ini mencapai kurang lebih seratus orang. Alhamdulillah. Acara pun ditutup dengan doa khusyu yang dipimpin oleh adik ipar penulis, H. Syamsul Mudawari, M.Pd yang datang khusus dari Blitar.



[1] Wawancara Tribun Jabar dengan Dr Yusuf Zainal Abidin, Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Laman Https://jabar.tribunnews.com/

[2] Ratib Al-Haddad adalah bacaan wirid dan dzikir yang berisi ayat suci Alquran dan doa-doa. Bacaan ini disusun oleh Habib Abdullah Al-Haddad, seorang ulama yang mahsyur pada abad ke-11 Hijriyah. (Wikipedia)

[3] Al-Barzanji atau Berzanji adalah suatu do’a-do’a, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang biasa dilantunkan dengan irama atau nada. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad saw yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi rasul. Didalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. (Wikipedia)

[4] Para hadirin berdiri sembari melantunkan sholawat: “Ya Nabi salam ’alaika, Ya Rasul salam ‘alaika, Ya Habib salam ‘alaika, Sholawatullah ‘alaika”, dan seterusnya.

Posting Komentar

0 Komentar