Sebuah pesan terakhir Ayah di ujung usianya.
Nak, pada saatnya nanti kau akan memandikan ayah, mewudukan ayah, mengusap tangan dan pundak, serta kaki ayah ketika ayah sudah terbujur kaku.
Ingatlah, nak. Tangan dingin ini dulu menyentuh kepadamu, menggendongmu, dan menuntunmu ke jalan yang benar. Di pundak ini, dulu kau bisa terlelap. Ketika kau sulit tidur dan uring-uringan.
كل نفس ذائقة الموت
Nak, umur manusia adalah rahasia Allah. Namun kita tetap harus waspada. Entah kapan malaikat maut kan menghampiri. Tetaplah salat. Beribadah mendekatkan diri pada Allah. Mintalah agar tetap bisa salat dan berbakti pada orang tua dan suami nanti.
Sepeninggalku nanti, tetaplah mendoakan kami. Selalu membaca رب اغفر لي و لوالدي kapanpun dan di manapun. Semoga bisa mendamaikanku di kubur nanti.
Nak, kubur itu sempit. Di sana gelap. Tiada yang diharapkan si mayit melainkan kiriman doa dan surah Alfatihah setiap waktu. Dengan izin-Nya, kubur akan terang dan lapang.
Jangan pernah meragukan kiriman doa dan Fatihah-mu bakal sampai atau tidak. Baca dan doakanlah terus, biarlah urusan Allah yang menerangi dan melapangkan kuburku.
Nak, jaga ibumu. Jaga salatmu.
Sampai jumpa di kampung damai kelak. Amin
18 Ramadan 1444/16 April.2023
Dari
Ayah
0 Komentar