#Catatan Hajiku #6
Pada
pukul 09.30 sebelum naik ke atas bus jemaah diberikan kesempatan untuk menemui
anggota keluarga yang ditinggalkan. Lalu bus berangkat meninggalkan Masjid Raya
Nurul Hidayah menuju Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur.
Kurang
dari satu jam perjalanan, alhamdulillah tiba di Asrama Haji[1] Pondok Gede. Para jemaah diarahkan menuju
ruang utama untuk mengikuti proses pemeriksaan kesehatan, tes urine bagi calon jemaah haji perempuan usia produktif, obat yang dibawa,
penyerahan paspor, hingga pengambilan living
cost.[2]sebesar 1500 riyal Saudi atau setara dengan empat juta rupiah.
Karena
hampir memasuki waktu Zuhur, acara pelepasan ditunda hingga usai salat Zuhur.
Acara pelepasan dimulai dengan satu persatu dari petugas haji dari TPHI (Tim Pemandu
Haji Indonesia), TPIHI (Tim Pembimbing Ibadah
Haji Indonesia), dan TKHI (Tim Kesehatan Haji
Indonesia) menyampaikan pesan-pesan terkait dengan ibadah haji.
Dari petugas kesehatan, setiap calon haji
diberikan seperangkat alat perlindungan diri (APD) dan obat-obatan seperti
masker, obat oles, oralit, botol semprotan, kantong kencing
sekali pakai, dan tisu basah. Rombongan haji Kebayoran Lama yang dipimpin Pak Zaldy Suhatman, mendapat tempat di Gedung D2. Setelah memasuki
kamar masing-masing, kami menuju ruang makan untuk makan siang.
Selama
di asrama haji, diadakan manasik, ceramah-ceramah, hingga tata cara mengenakan
kain ihram bagi laki-laki dari pihak TPIHI dan TKHI.
Jemaah calon haji mandiri dari
Kecamatan Kebayoran Lama termasuk dalam kelompok terbang (kloter) JKG 29 yang
berada di gelombang kedua keberangkatan haji Indonesia. Untuk menuju Jeddah
seluruh jemaah harus
berpakaian ihram namun masih dibolehkan memakai pakaian berjahit seperti celana
dalam celana pendek atau jaket.
Karena
jemaah harus
terbang melalui Bandara Soekarno Hatta pada jam dua belas siang, seluruh calon
haji harus sudah berada di bandara lebih dari lima jam sebelumnya. Makan
pagi dilakukan pada pukul dua dini hari.
Selanjutnya jemaah harus melakukan mandi ihram
dan berpakaian ihram tanpa harus berniat ihram karena niat ini akan dilakukan
di Jeddah atau dalam pesawat di atas wilayah Yalamlam, Arab Saudi.
Setelah
melalui proses pemeriksaan dari pihak bandara di ruang khusus jemaah haji asrama haji Pondok gede, kurang lebih dua jam
menunggu, jemaah haji dilepas oleh Direktur Haji DKI Jakarta. Kemudian satu
persatu dari jemaah dipanggil untuk menaiki
bus.
Bus
DAMRI meninggalkan Asrama Haji Pondok Gede dan membawa rombongan jemaah haji kloter JKG
29 yang terdiri dari Mandiri Kebayoran Lama dan Pasar Minggu, KBIH Nurul Aini
-Pasar Minggu, KBIH Al Musyarrofah-Pesanggrahan, dan KBIH Syarif Hidayatullah -
Kebayoran Lama.
Lambaian
tangan dari petugas melepas keberangkatan sembilan bus DAMRI menuju Bandara
Soekarno-Hatta.
Sesampainya
di Bandara Soekarno Hatta melalui jalur khusus jemaah haji, dan setelah menunggu antrean yang cukup lama, calon
haji memasuki ruang pemeriksaan sidik jari dan wajah oleh pihak Arab
Saudi (
Pada
pukul 11.55 WIB jemaah haji Indonesia kloter JKG 29 memasuki pesawat Garuda
Indonesia GIA 7351. Dan pesawat mulai bergerak, lalu terbang meninggalkan
Bandara Soekarno Hatta.
Lebih
dari tujuh jam penerbangan, ketika pesawat sudah berada di atas wilayah
Yalamlam sebagian jemaah mulai mempersiapkan ihram dan berniat melaksanakan ihram.
Sementara jemaah lainnya akan berniat ihram
setelah sampai di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.
Meski
masih terdapat perselisihan tentang miqat di Jeddah, jemaah haji Indonesia bisa
berpegang pada fatwa MUI. Mengukuhkan Keputusan Fatwa Komisi Fatwa tanggal 12
Jumadil Ula 1400 H / 29 Maret 1980 tentang miqat makani bagi Jama’ah Haji Indonesia, yaitu Bandara
Jeddah (King Abdul Aziz Airport) bagi yang langsung ke Mekah dan Bir Ali bagi
yang datang melalui Madinah.
Perjalanan panjang yang harus ditempuh
jemaah haji menuju Kota Jeddah yang memakan waktu lebih dari sembilan jam ini
tentu terasa melelahkan. Oleh sebab itu, dipandu oleh Tim Kesehatan, kami
mengikuti senam peregangan yang bertujuan untuk relaksasi, yaitu melemaskan
otot-otot yang kaku dan menghilangkan kepenatan tubuh serta untuk melancarkan
kembali aliran darah setelah duduk berjam-jam di pesawat. Selain untuk
penyegaran buat jemaah dan juga menjaga kesehatan,
Setelah
perjalanan kurang lebih sembilan jam (sekitar pukul lima sore waktu Arab Saudi), pesawat Garuda
Indonesia mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Betapa rasa syukur atas
kesempatan yang Allah berikan hingga dapat menginjakkan kaki di Jeddah.
Kemudian jemaah turun dari pesawat menuju bus
yang telah disediakan. Jemaah disambut oleh Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia dan
Arab Saudi. Jemaah haji menyerahkan buku
paspor dan naik ke atas bus masing-masing yang akan membawa mereka menuju hotel
Al Saad Flower 1, sektor 3 nomor 312 di wilayah Raudah, Mekah kurang lebih dua kilometer dari Masjidilharam.
Dipimpin oleh salah seorang calon haji, jemaah
diajak membaca talbiyah[3]
di sepanjang perjalanan menuju Mekah. Rasa lelah tidak terelakkan hingga ada
beberapa dari jemaah yang tertidur.
[1] Asrama haji saat ini berfungsi sebagai
asrama haji embarkasi, yaitu asrama yang berfungsi untuk melayani calon jemaah
haji dari proses awal sampai keberangkatan dan kepulangan melalui bandara haji.
[2] Sejumlah uang dalam mata uang riyal yang diberikan kepada jemaah
haji untuk biaya hidup selama di Saudi.
[3] Lafal
“Labbaika Allahumma labbaik, Labbaika la
syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka walmulka. La syarika laka.”
0 Komentar